quickedit{ display:none;

hello kitty

Minggu, 31 Mei 2015

Proses Terjadinya Konsepsi



Kenapa seorang ibu hamil tidak menstruasi ? 

Karena hormone FSH nya sudah dihentikan , sedangkan hormone LH terus ada di  corpus lutiom juga ada. Sehingga dinding rahim ada penebalan hormon estrogen dan progesteronnya berada pada tinggkat tinggi .
Proses kehamilan merupakan rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari :
·         Ovulasi pelepasan ovum .
·         Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum.
·         Terjadi konsepsi + pertumbuhan zigot.
·         Terjadi nidasi (implansi) pada uterus.
·         Pembentukan plasenta.
·         Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
                                   
1.      Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi system hormonal yang kompleks.

Jumlah ovum pada wanita :
Bayi baru lahir : 750.000
Umur 6-15 tahun : 439.000
Umur 16-25 tahun :  159.000
Umur 26-35 tahun : 59.000
Umur 35-45 tahun : 34.000
Menopause : hilang
Selama masa subur yang berlangsung 20 sampai 35 tahun hanya 420 ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.

a.      Proses pertumbuhan ovum (oogenesis)





b.      Dengan pengaruh FSH , folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan liquor falikuli .
c.       Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan dan disertai devaskularisasi.
d.      Selama pertumbuhan menjadi folokel de Graaf ovarium mengeluarkan hormone estrogen yang dapat dipengaruhi:
·         Gerakan dari tuba yang semakin mendekati ovum.
·         Gerakan sel rambut lumen tuba makin tinggi.
·         Peristaltic tuba makin aktif.
Ketiga faktir tersebut menyebabkan aliran cairan dalam tuba makin deras menuju uterus.
e.      Dengan pengaruh LH yang semakin besar dan fluktuasi yang mendadak terjadi proses pelepasan ovum yang disebut ovulasi.
 Gambar . Hubungan antara hipotalamus , hipofisis,dan endomatrium

f.        Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai (fimbriae)maka ovum yang telah dilepaskan segera ditangkap oleh fimbriae tuba. Proses penangkapan ini disebut ovum pick up mechanism.
g.      Ovum yang tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju uteru, dalam bentuk pematangan pertama,artinya telah siap untuk dibuahi.
2.      Spermatozoa.
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses kompleks.
·         Spermatogonium berasal dari sel primitive tubulus.
·         Menjadi spermatosit pertama.
                                        Menjadi spermatosit.
·                                                                  Menjadi spermatid
·                                                                  Akhirnya spermatozoa.
 
Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai hormonal yang kompleks dari pancaindra, hopotalamus, hipofisis, dan sel interstitial Leydig sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis. Pada setiap hubungan seks ditumpahkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.

Bentuk spermatozoa seperti cebong yang terdiri atas,:
·         Kepala : lonjong sedikit gepeng dan mengandung inti
·         Leher : penghubung antara kepala dan ekor.
·         Ekor : paanjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi  sehingga dapat bergerak.

Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat mencapai tuba fallopii. Spermatozoa yang masuk ke dalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.



3.      Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisai dan membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung sebagai berikut:
a.      Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona radiate,yang mengandung persedian nutrisi.
b.      Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase di tengah sitoplasma yang disebut vitellus.
c.       Dalam perjalanan korana radiate makin berkurang pada zona pelusida. Nutrisi dialirkan kedalam vitellus, melalui saluran pada zona pelusida.
d.      Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
·         Tempat yang paling luas
·         Dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia.
·         Ovum mempunyai waktu terlama dalam ampula tuba.
e.      Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan 48 jam.
·         Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
·         Dalam kavum uteri terjadi proses kapasitasi, yaitu pelepasan sebagian dari “liproteinnya” sehingga mampu mengadakan fertilisasi.
·         Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba.
·         Spermatozoa hidup selama 3 hari dalam genitalia interna.
·         Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi secara mengikis karona radiate dan zona pelusida dengan proses enziminatik hialuronidase.
·         Melalui “stomata” spermatozoa ovum.
·         Setelah kepala spermatozoa masuk kedalam ovum , ekornya lepas dan terlinggal diluar.
·         Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot .

Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi.

4.      Proses nidasi atau implantasi.
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitellus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase” . proses pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleus-nya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pilhak pria maupun wanita.








PEMBUAHAN , NIDASI, DAN PLASENTASI



    Untuk setiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum(konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas 3 bagian yaitu kaput , atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus,ekor,dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dan ekor. Dengan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.
    Dalam pertumbuhan embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus-tubulus testis. Setelah janin dilahirkan, jumlah sperma togonium yang ada tidak mengalami perubahan sehingga masa pubertas tiba. Pada masa pubertas sel-sel spermatogonium tersebut dibawah pengaruh sel-sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan metosis , dan terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks. Setiap spermatogenium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertama. Spermatosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua ,spermatosit kedua membelah dua lagitetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing-masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu . dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoon.
      Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genetalia ridge , dan didalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada kehamilan 6 bulan . Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. Jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel-folikel. Pada umur 6-15 tahun ditemukan 439.000, pada 16-25 tahun hanya 34.000. pada masa menopause semua hilang.
     Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium kearah korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan Selanjutnya terhenti oleh sebab itu belum diketahui sampai folikel itu terangsang dan berkembang lagi kearah kematangan. Sel yang terhenti dalam profase meiosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH meiosis
( pembelahan kearah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body)
Pertama disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berbeda di dalam sitoplasma yang cukup banyak.
  Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematanganpertama ovum, pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon membuahi ovum .
     Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba dimana spermatozoon dapa memasuki ovum yang telah dibuahi. Hanya satu spermatozoon , yang mempunyai kemampuan ( capacitation) untuk membuahi. Pada spermatozoon itu ditemukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleusnya, dan kaputnya lebih muda menembus oleh karena diduga dapat melepas hialuronidase.



    Ovum yang dilepasoleh ovarium disapu oleh mikrofilamen – mikrofilamen fimbria infundibulum kearah ostium tuba abdominal, dan disalurkan terus kearah medial. Ovum sesudah dilepas oleh ovarium mempunyai diameter 100 (0,1mm)
   Ditengah-tengahnya dijumpai nukleus yang berbeda dalam metafase pada pembelahan pematangan kedua, terapung-apung dan sitoplsamayang kekuning-kuningnya yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat arang dan asam amino.
   Ovum dilingklari oleh zona pellusida. Di luar zona pellusida ini ditemukan sel-sel karona radiate, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda-benda kutub. Bahan- bahan dari sel-sel karona radfiata dapat disalurkan keovum melalui saluran-saluran halus dizona pellusida. Jumlah sel-sel korona radiate di dalam  perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi , dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lain. Spermatozoon yang telah masuk ke vitellus kehilangan membrane nukleusnya yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoon kedalam vitellus membangkitkan nucleus ovum yang masih dalam metafase dalam pembelahan-pembelahannya. Sesudah anafase kemudian timbul telofase, dan benda kutub (polar body ) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang haploid.
     Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan ginetik dari wanita dan pria . pada manusia terdapat 46 kromosom , ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin , pada seorang pria satu X dan satu Y . sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom serta 1 kromosom X , dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom  serta 1 kromosom X atau 22 kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedangkan 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X san 1 kromosom Y akan tumbuh menjadi seorang janin pria.



     Dalam beberapa jam setelah pembuahasn terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.
     Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas . Blastula dengan bagian yang mengandung inner-cell mass aktif mudah masuk kedalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang- kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi pendarahan pada luka desidua (tanda Hartman) .
     Umumnya nidasi terjadi didinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi , barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi kearah kovum uteri disebut desidua kasularis yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut disidua basalis disitu plasenta dibentuk . Desidua  yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot-jonjot yang dinamakan villi koriales dan berpangkal pada korion.







Perubahan Anatomi Fisiologi pada Ibu Hamil

Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Pada Ibu Hamil yang meliputi Sistem Reproduksi, Payudara, Sistem Endokrin, Sistem Kekebalan dan Sistem Perkemihan. Perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil sebagian besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan respon terhadap janin. Ibu hamil mengalami perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi, pada tubuhnya sesuai dengan usia kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III kehamilan. Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan sistem reproduksi, payudara, system endokrin, system kekebalan, dan system perkemihan. Perubahan yang terjadi selama kehamilan tersebut akan kembali seperti ke keadaan sebelum hamil,setelah proses persalinan dan menyusui selesai.

 A. Sistem Reproduksi

 1. Trimester I

a.       Uterus Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm bahkan kurang. Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya seperti buah alvokat. Seiring dengan perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu. Istimus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri yang mengakibatkan ithmus menjadi lebih panjang dan lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir menyentuh hati. Sejak trimester I kehamillan uterus akan mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri.

 b. Serviks Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen, kelenjar servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.

 c. Ovarium Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam jumlah yang relatif minimal.

d. Vagina dan Vulva Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan). Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan pemanjangan vagina.

 2. Trimester II

a. Uterus Bentuk uterus pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat sedangkan pada akhir kehamilan berbentuk bujur telur. Pada kehamilan lima bulan,rahim teraba seperti berisi cairan ketuban dan dinding rahim terasa tipis. Posisi rahim antara lain:

1. Pada empat bulan kehamilan, rahim tetap berada pada rongga pelvis.
2. Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
 3. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri Pada kehamilan 16 minggu,kavum uteri seluruh nya di isi oleh amion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi TFU terletak antara pertengahan simpisis pusat. Plansenta telah terbentuk seluruh nya. Pada kehamilan 20 minggu, TFU terletak 2-3 jari di bawa pusat. Pada kehamilan 24 minggu, TFU terletak setinggi pusat. b. Serviks Serviks bertambah dan menjadi lunak (soft) yang di sebut dengan tanda Gooldell. Kelenjar endoserfikal membesar dan mengeluarkan cairan mukus. Oleh karna pertumbuhan dan pelebaran pembulu darah, warna nya menjadi lipid yang di sebut tanda Chandwick. c. Ovarium Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuk nya plasenta yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron ( kira-kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm) d. Vagina dan vulva Terjadi peningkatan vaskularisasi vagina dan peningkatan sensitifitas yang menyolok,serta meningkatkan libido.

 3. Trimester III
a. Uterus Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram-1000 gram pada akhir kehamilan empat puluh minggu. Pada kehamilan 28 minggu, TFU (Tinggi Fundus Uteri) terletak 2-3 jari diatas pusat, Pada kehamilan 36 minggu tinggi TFU satu jari dibawah Prosesus xifoideus. Dan pada kehamilan 40 minggu,TFU berada tiga jari dibawah Prosesus xifoideus. Pada trimester III , istmus uteri lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua, kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.
 b. Serviks Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah . Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.
c. Ovarium Ovulasi terhenti, fungsi pengeluaran hormon estrogen dan progesteron di ambil alih oleh plasenta.
 d. Vagina dan Vulva Vagina dan vulva mengalami perubahan karena pengaruh esterogen.akibat dari hipervaskularisi,vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks di sebut tanda chadwick. B. Payudara 1. Trimester I Payudara (mamae) akan membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein, laktralbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesteron dan somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus,sehingga mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang mungul diareola primer dan disebut tuberkel Montgomery. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae. Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah tanda mungkin hamil. Sensivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan sampai nyeri tajam. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat, sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit. Kongsti vena di payudara lebih jelas terlihat pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
2. Trimester II Kolostrum mulai muncul, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena diperngaruhi oleh kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu. 3. Trimester III Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron.Pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.

C. Sistem Endokrin
 1. Trimester I Perubahan besar pada system endokrin yang penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin, dan pemulihan pascapartum (nifas). Tes HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormone-hormon yang dikeluarkan oleh janin. Berikut perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan ( dan trimester I sampai trimester III)
 a. Estrogen Produksi estrogen plaseenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
 b. Progesteron Produksi progesterone bahkan lebih banyak dibandingkan estrogen. Pada akhir kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesterone menyebabakan tonus otot polos menurun dan juga diuresis. Progesterone menyebabkan lemak disimpan dalam jaringan sub kutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi sebagai cadangan enrgi baik pada masa hamil maupun menyusui.
 c. Human chorionic gonadotropin (HCG) Hormone ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan da merupakan dasar tes khamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi.fungsi utamanya adalah mempertahankan korpus luteim.
d. Human placental lactogen (HPL) Hormone ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya mirip dengan hormone pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik,sehingga kebutuhan insulin wanita hamil naik.
 e. Pituitary Gonadotropin FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan oleh estrogen dan progesterone plasenta.
f. Prolaktin Produksinya terus meningkat, sebagai akibat kenaikan sekresi estrogen.sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
 g. Growth hormone (STH) Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
 h. TSH,ACTH, dan MSH Hormone-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan. i. Titoksin Kelenjar tiroid mengalami hipertropi dan produksi T4 meningkat. Tetapi T4 bebas relative tetap, karena thyroid binding globulin meninggi, sebagai akibat tingginya estrogen, dan juga merupakan akibat hyperplasia jaringan glandular dan prningkatan vaskularisasi. Tiroksin mengatur metabolisme.
 j. Aldosteron, Renin dan angiotensin Hormone ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskuler.
 k. Insulin Produksi insulin meningkat sebagai akibat estrogen, progesterone dan HPL.

 l. Parathormon Hormone ini relative tidak dipengaruhi oleh kehamilan.

2. Trimester II Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesterone serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Ovum tidak terbentuk tetapi estrogen & progesteron yang terbentuk. Ovulasi akan terjadi peningkatan sampai kadar relatif rendah.
 a. Sekresi hipofisis, kelenjar hipofisis anterior membesar sedikikitnya 50% selama kehamilan & meningkat kortikotropin tirotropin & prolaktin.
 b. Sekresi kortikosteroid,meningkat selama kehamilan untuk membeantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu sehingga dapat dipakai untuk sintesis jaringan janin.
c. Sekresi kelenjar tiroid, membesar sekitar 50% dan meningkat produksi tiroksin yang sesuai dengan Pembesaran tersebut.
d. Sekresi kelejar paratiroid, membesar selama kehamilan terjadi bila ibu mengelamai defisiensi Ca / kalsium dalam makanannya. Karna janin akan mengunakan Ca ibu untuk pembentukan tulangnya sendiri.
 e. Sekresi relaksin oleh ovarium. Agak diragukan fungsi nya karna mempunyai efek perlunakan servik ibu hamil pada saat persalinan dan penghambatan mortilitas uterus.

3. Trimester III Hormon Somatomamotropin, esterogen, dan progesteron merangsang mammae semakin membesar dan meregang, untuk persiapan laktasi.

D. Sistem Kekebalan

 1. Trimester I Peningkatan PH vagina menyebabkan wanita hamil rentan terhadap infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu tetap utuh, kadar immunoglobin dalam kehamilan tidak berubah.

 2. Trimester II Janin sebenarnya merupakan benda asing bagi ibunya karena hasil pertemuan dua gamet yang berlainan. Namun ternyata janin dapat diterima oleh sistem imunitas tubuh, hal ini merupakan keajaiban alam dan belum ada gambaran jelas tentang mekanisme sebenarnya yang berlangsung pada tubuh ibu hamil. Imunologi dalam janin kebanyakan dari ibu ke janin sekitar 16 mgg kehamilan dan terus meningkat ketika kehamilan bertambah, tetapi sebagian besar lagi diterima janin selama empat minggu terakhir kehamilan.

3. Trimester III Human chorionic gonadotropin dapat menurunkan respons imun wanita hamil. Selain itu, kadar IgG, IgA, dan IgM serum menurun mulai dari minggu ke 10 kehamilan, hingga mencapai kadar terendah pada minggu ke 30 dan tetap berada pada kadar ini hingga trimester terakhir. Perubahan –perubahan ini dapat menjelaskan penigkatan risiko infeksi yang tidak masuk akal pada wanita hamil. E. Sistem Perkemihan


1. Trimester I Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan sehingga sering timbul kencing. Dan keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada kehamilan normal , fungsi ginjal cukup banyak berubah, laju filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan. Bila satu organ membesar, maka organ lain akan mengalami tekanan, dan pada kehamilan tidak jarang terjadi gangguan berkemih pada saat kehamilan. Ibu akan merasa lebih sering ingin buang air kecil. Pada bulan pertama kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada kehamilan normal fungsi ginjal cukup banyak berubah. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan.Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi ibu yang meningkat dan juga mengekskresi produk sampah janin. Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm. Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng lateral dan paling tidak efisien pada saat posisi telentang. Saat wanita hamil berbaring telentang, berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung menurun. Akibatnya tekanan darah ibu dan frekuensi jantung janin menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal.

2. Trimester II Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari uterus. Pada trimester 2, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati kea rah abdomen. Uretra memanjang samapi 7,5 cm karena kandung kemih bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukkan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat mukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 ml. Pada saaat yang sama, pembesaran uterus mennekan kandung kemih, menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

 3. Trimester III Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kmbali. Selain itu juga terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. F. Contoh dan Analisis Kasus
1. Contoh Kasus Ny T mengalami keluhan-keluhan pada saat kehamilannya. Pada bulan awal-awal, Ny T mengalami keadaan yang tidak enak seperti mual, muntah, dan sering buang air kecil. Pada bulan-bulan pertengahan, Ny T mengalami pertambahan berat badan yang begitu cepat dan drastis, dan frekuensi berkemih semakin meningkat dengan semakin membesarnya perut dan payudara. Pada akhir-akhir kehamilannya, Ny T melihat perubahan- perubahan di tubuhnya khususnya pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis.

2. Analisis Kasus Keluhan-keluhan yang di alami oleh Ny T di sebabkan karena perubahan anatomi dan fisiologi pada sistem-sistem pada tubuh yakni sistem reproduksi, payudara, system perkemihan dan system endokrin. Mual, muntah yang di alami oleh Ny T akibat kadar hormon estrogen yang meningkat sehingga tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga morbilitas seluruh taktus digestivusi juga kurang. Bila organ lain seperti perut mengalami pembesaran maka organ lain akan mengalami tekanan jadi tidak jarang dengan semakin besarnya perut akan mengalami gangguan perkemihan dengan sering buang air kecil.Berat badan meningkat merupakan hal yang lumrah untuk menyesuaikan keadaan otot-otot yang semakin melebar agar bisa menahan berat si bayi, sedangkan payudara membesar untuk mempersiapkan ASI bagi bayi. Pada bagian perut tampak batas yang nyata antara bagian atas yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis dikarenakan adanya kontraksi otot-otot bagian atas uterus yang menyebabkan segmen bawah rahim menjadi lebih lebar dan tipis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar